ACEH "Garis Keras"



     Sejarah garis keras di Aceh terukir dalam memorial dahsyatnya Perang Aceh - Belanda sehingga sejarawan Belanda memiliki istilah khusus untuk itu: "Atjeh Moorden" (Pembunuhan ala Aceh). Atjeh Moorden adalah strategi membunuh Belanda dengan spontan dan tak terbaca.


Petani, pedagang, nelayan baik pria maupun wanita, siapa saja bisa beraksi menghujam tubuh petugas Belanda dengan rencong dan parang. Baik di saat sepi dan juga terkadang terjadi di keramaian pasar. Berlangsung sangat cepat, nyaris tak terduga.


   Sejumlah besar perwira Belanda tewas bersimbah darah dalam aksi ini di kota dan desa. Sebagian besar yang lain tewas di tengah hutan dan pegunungan karena disergap gerilyawan Aceh. Atjeh Moorden berhasil memberikan dampak trauma dan psikis mendalam bagi Belanda. Akhirnya untuk menghadapi Aceh, Belanda menggagas unit pasukan khusus baru, dinamakan "Marsose".



     Marsose adalah tentara bayaran Belanda yang direkrut dari pribumi pengkhianat berasal Manado, Ambon, Batak, Cina, dan Jawa untuk melawan Bangsa Aceh. Marsose dikenal berdarah dingin dan kejam. Tidak membedakan lelaki dan perempuan, dewasa dan anak-anak, semua dibantai jika ia pribumi Aceh. Jejak pembantaian kejam Marsose di Aceh tercatat dalam sejarah. Namun perlawanan Bangsa Aceh tidak pernah berhasil diredam. Aceh menjadi kuburan berdarah bagi Belanda dan Marsose.


Hari ini, yang sensi dengan Islam Garis Keras di Aceh mungkin saja punya dendam masa lalu atau bisa saja dia anak keturunan sisa Marsose yang selamat. (tirto.id)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"HASAN TIRO DIKHIANATI" dimatanya Aceh sudah merdeka

KOTA BAKTI, KPK : Tanda Awas Bagi Oknum Pejabat Daerah Yang Sengaja Memainkan Dana Desa

Kota Bakti : CUMBOK WAR, A SOSIAL REVOLUTION IN ACEH (1946-1947)